Ki Aile, berikut ada Chaeki fanfic hasil karya salah satu teman kita, mari dinikmati bersama..
Title :
Something That We Call It Love : How They Meet
Genre :
Romance, Family, Dramatic
Rating :
G
Lenght :
Chaptered
Main Cast : Song Joong Ki
Moon Chae Won
Other Cast : Lee Seung Gi
Park Bo Young
Lauren
Joong Ki’s Mom
Note :
Fanfic ini juga aku post di blog pribadi tapi yang ini sudah dalam perbaikan,
hehehe... Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan komentar chingudeul yah,
gomapseumnida :^)
-----------------------------------------------------------------
“SHIRO!” teriakan
dari kamar 1 ruang VIP itu memecahkan keheningan di Seoul International Hospital
pagi itu, suster Chae Won yang saat itu memang sedang mendapat tugas jaga
merasa agak risih tapi juga cemas dan tanpa berpikir panjang lagi segera ia beranjak
menuju sumber suara.
Saat ini ia sudah berdiri di depan kamar sumber berisik dan
lagi-lagi teriakan itu terdengar keluar.
“SHIROOOO!!!” kali
ini lebih kencang, kemudian tanpa pikir panjang dibukanya pintu yang ternyata
tidak dikunci.
“mwo...akk!” ia
segera memutar badannya saat sadar apa yang sedang dilihatnya.
Namja yang sedang berdiri diatas tempat tidur pasien hanya
dengan celana dalamnya itu terkejut saat pintu kamarnya terbuka lebar. “YA, NEO!” ia mengumpat pada suster yang
tanpa ijin masuk ke kamarnya.
“jeo jeoseonghamnida,
jeongmal jeoseonghamnida”, ia meminta maaf masih dengan posisinya
membelakangi pasien.
“Ganhosa-ssi”,
panggil seorang wanita paruh baya dengan suaranya yang sangat lembut.
“ah, ye?” Chae Won
sedikit kikuk saat tangan wanita itu menyentuh bahu kanannya.
“maafkan anakku sudah membuat keributan”, katanya.
“a animnida
nyonya”, Chae Won jadi tidak enak hati. “hajiman...apa
yang sebenarnya terjadi?” tanyanya hati-hati.
“o, Joong Ki...putraku itu sulit sekali untuk mengganti
pakaiannya jadi aku berinisiatif untuk menggantikannya tapi dia malah menolak
dan berteriak, jeongmal mianhaeyo
Ganhosa-ssi” ujar wanita itu.
“ye?” Chae Won tampak kaget dengan jawaban yang diberikan
wanita itu, suster itu pun melirik namja bernama Joong Ki yang kini tengah duduk
dengan selimut menggulung tubuhnya. Namja itu sadar Chae Won sedang
memperhatikannya, ia memberinya tatapan tajam yang membuat suster itu sedikit
merinding.
“a, geuraeyo?
Kalau begitu saya permisi”, ucapnya. “maaf telah mengganggu”, ia membungkuk
sopan, wanita tadi tersenyum.
Dan sebelum Chae Won benar-benar menutup rapat pintu kamar
itu ia sempat menangkap teriakan namja tadi, tepatnya saat ini pasien itu
sedang berteriak kesal pada ibunya. Ia hanya menggeleng prihatin.
*****
Sudah tiga hari pasien bernama Song Joong Ki itu berada di
rumah sakit, pria itu sama sekali tidak ramah dan suka marah. Sialnya, Chae Won
lah yang setiap hari harus terkena omelan pria manja itu. Ia mendapat tugas
khusus dari nyonya Lee –ibu Joong Ki, untuk menjadi perawat pribadi Joong Ki
selama pasien itu disini.
“Joong Ki-ssi”, panggilnya, Joong Ki sama sekali tidak
peduli. “kau harus minum obat”, Chae Won mencoba terus membujuk pria yang sedang
duduk membaca majalah itu untuk meminum obatnya.
“aku sudah sehat jadi aku tidak butuh obat!” kata Joong Ki
acuh.
“tapi setidaknya kau harus menghabiskan obatmu dulu”, Joong
Ki tetap tidak peduli.
“waegeuraeyo? Apa
kau sedang protes karena aku yang merawatmu? Kau bosan melihatku setiap hari?
Kau tidak suka mendapat perawat pribadi, huh?” Chae Won mulai sedikit kesal,
Joong Ki mendongak lalu menutup majalahnya begitu saja kemudian tersenyum
sinis.
“ne! Aku tidak suka mendapat perawat pribadi, aku ingin
seperti pasien yang lain yang tidak didatangi suster setiap saat”, cecarnya.
“kau setiap hari duduk dikursi itu menungguiku, apa kau tidak punya kerjaan?
Apa aku ini seperti anak TK?” ia masih terus mencecar, Chae Won bergidik ngeri
melihat pria itu berteriak. “aku tidak akan minum obat selama kau masih menjadi
perawatku”, katanya suaranya mulai tidak setinggi tadi, “lalu sekarang kau mau
apa, huh? Terus memaksaku meminum obat?”
Chae Won menelan ludahnya lalu menarik nafas mecoba
mengumpulkan keberaniannya. “kalau begitu...kita buat kesepakatan!” katanya
kemudian, Joong Ki mengangkat sebelah alisnya sepertinya ia tertarik. “minum
obatmu malam ini dan mulai besok kau tidak akan melihatku lagi, aku juga akan
memastikan kau tidak mendapat perawat pribadi, bagaimana?”
Joong Ki tersenyum, “deal!” serunya. Chae Won menghela nafas
lega.
Dua hari kemudian...
Dua hari tanpa Chae Won di kamar pasien manja itu, dua hari
suster itu sama sekali tidak mendatangi kamar Joong Ki lagi bahkan hanya untuk
menanyakan kabarnya.
Joong Ki mengitari setiap sudut kamar itu dengan kedua
matanya kemudian menghela nafas panjang.
“tsk! Tempat apa ini? Sepi...putih...dan membosankan!”
gumamnya.
Klek...suara pintu dibuka dan reflek Joong Ki menoleh
kearahnya, seorang dengan pakaian perawat muncul dari balik pintu tapi begitu
sadar siapa perawat itu Joong Ki pun mencibir, “tsk! Kau tidak bisa ketuk pintu
dulu?” si perawat hanya tersenyum tanpa dosa kemudian menghampirinya.
“oppa! Maaf baru
bisa melihatmu, hehe”, ucap perawat berwajah mungil itu. “aku juga minta maaf
untuk Jin Ki karena belum bisa kemari, dia sibuk dengan ujiannya”, lanjutnya,
Joong Ki hanya meng’iya’kan.
“ternyata benar yang dibicarakan suster-suster itu, bahkan
saat sedang sakit pun kau tetap tidak menyenangkan! Dan kudengar Chae Won
ganhosa yang diminta langsung oleh ibumu untuk merawatmu juga tidak tahan
menghadapimu”, ujar perawat itu panjang lebar.
“ya Park Bo Young! Apa kau datang kesini hanya untuk
mengomeliku?” kata Joong Ki kesal, perawat imut yang bernama Park Bo Young itu
hanya terkekeh.
“hehehe...mianhae oppa,
kau itu benar-benar suka marah ya? Ckckck”, Bo Young menggeleng-geleng, “oya,
apa ada yang kau butuhkan?” tanyanya.
“kapan eomma akan
membebaskanku dari sini?” Joong Ki balik bertanya.
“cih, kau seperti sedang ada dalam penjara saja”, sahut Bo
Young.
“memang!”
“sebenarnya sejak tiga hari lalu ahjussi dan ahjumma sedang
ada di Hong Kong oppa, sepertinya lusa baru akan pulang jadi mungkin lusa juga
kau kembali ke rumah”, jelas Bo Young.
“tapi memang lebih baik disini meski hampir tidak ada
bedanya dengan di rumah, toh di rumah aku juga akan sendirian”, kata Joong Ki,
Bo Young hanya diam. “oh Bo Young-a”, panggilnya kemudian.
“eo?”
“kau bisakan membujuk Chae Won agar kembali menjadi perawat
pribadiku?”
“ne?” Bo Young mengernyit, “tsk! Kau bahkan bisa melakukan
segala hal tanpa perawat, kau itu sudah sangat sehat oppa”, katanya.
“hish, suruh saja dia kemari!” galak Joong Ki, Bo Young
mengumpat sebal.
“arraseo”, jawabnya.
*****
“Chae Won ganhosa, pasien VIP kamar 1 itu membutuhkanmu. Kau
bisa kan kembali ke kamarnya?” tanya Bo Young, ia mencoba membujuk.
“seolma?” Chae Won
tidak percaya. “kotjimal, ne?”
“aniyo”, sangkal
Bo Young. “eonni, apa nyonya Lee tidak memberitahumu kenapa orang itu ada
disini?”
“ne?” Chae Won malah tidak mengerti dengan pertanyaan Bo
Young.
“Joong Ki oppa, dia sebenarnya sudah sembuh. Asam lambungnya
hanya kumat dan sekarang tidak apa-apa”, papar Bo Young, “dia sedang dihukum
ibunya, aku tidak tau sampai kapan ahjumma
akan mengeluarkannya dari sini karena setahuku beliau sedang ada di Hong Kong
sekarang”, ia menambahi.
“Bo Young-a, apa kau mengenal baik pasien itu? Dari penjelasanmu
sepertinya begitu”, Chae Won tampak heran.
“ye”, Bo Young membenarkan dugaan Chae Won. “aku harap eonni
bisa lebih sabar. Orang itu memang seperti itu, keras kepala, suka berteriak,
ucapannya pedas, ia bahkan melakukan hal seperti itu pada ibunya sendiri”, ujar
Bo Young.
“tapi kau ini...pacarnyakah?”
“aniyo!” Bo Young langsung mengelak, “Joong Ki oppa itu
sepupu Lee Jin Ki anak pemilik rumah sakit ini”, jelasnya.
“geunyang?” Chae
Won masih tidak mengerti, ia memang pernah mendengar nama Lee Jin Ki tapi apa
hubungannya dengan Bo Young? Ia malah semakin dibuat bingung.
“ah~”, Bo Young sadar kenapa Chae Won masih tidak mengerti,
“Lee Jin Ki neun...nae-nam-ja!” ia
meringis, wajahnya tampak sedikit memerah setelah menyebutkan status Jin Ki
tadi.
“a~”, Chae Won mengangguk-angguk paham, ia sebenarnya agak
terkejut mendengar Bo Young adalah pacar dari salah satu putra pemilik rumah
sakit ini tapi itu bukan urusannya jadi ia tidak peduli. “baiklah, lagipula
nyonya Lee juga masih mempercayakan aku”, ucap Chae Won.
“aku senang mendengarnya, berjuanglah eonni!” Bo Young tersenyum lega, Chae Won membalas senyumannya
kemudian pamit karena masih ada hal yang harus ia kerjakan di bangsal anak
–tempatnya selama ia tidak menjadi perawat pribadi Joong Ki.
“mengherankan!” gumam Chae Won disela langkahnya, “apa semua
orang kaya seperti mereka? Mereka pikir rumah sakit ini penjara atau malah
hotel?”, ia masih terus menggumam sampai sebuah suara memanggilnya.
Seorang pria dengan jas putih melambai dari ujung bangsal,
Lee Seung Gi, dokter muda yang baru saja menjadi seorang dokter rumah sakit
ini, dan ia yang ternyata adalah teman satu universitasnya dulu.
“ye~” ia membalas panggilan itu.
Cafetaria adalah tempat paling ramai di rumah sakit saat jam
makan siang, Chae Won dan dokter muda tadi bahkan sudah duduk disalah satu
kursi tempat itu.
“pasien menyebalkan itu memintaku kembali merawatnya”,
curhat Chae Won sambil mengaduk-aduk supnya. “tapi kali ini lebih tepat disebut
menemaninya karena dia sudah tidak butuh dirawat”, lanjutnya.
“maksudmu?” tanya Seung Gi yang kemudian menyendok supnya
dan memasukkannya kemulutnya.
“dia sudah sehat tapi ibunya masih belum membiarkannya
pulang, ia sedang dihukum”, jelas Chae Won.
“kasihan sekali pasien itu”, celetuk Seung Gi yang tampak
menikmati makan siangnya, Chae Won terdiam. Kasihan?
Ahaha...orang itu pasti akan langsung memarahinya jika ia berkata seperti itu
“apa kau menolaknya?” tanya Seung Gi.
“ani”, jawab Chae Won.
“baguslah, lagipula nyonya Lee kan masih mempercayakanmu”,
kata Seung Gi, Chae Won hanya mengangguk. Keduanya pun kembali menikmati makan
siangnya tanpa mengobrol dan benar-benar menikmatinya sampai habis.
*****
Chae Won berjalan sambil menggandeng tangan seorang bocah 5
tahun, sesekali ia menoleh kearahnya sambil tersenyum. Sekarang mereka sampai
di depan sebuah pintu, Chae Won mengetuk dan sebuah suara mempersilahkannya
masuk.
“annyeonghaseo Joong
Ki-ssi”, sapanya, Joong Ki hanya melengos tidak ramah. Tsk! Geu saram, Chae Won membatin kesal.
“Bo Young ganhosa memintaku kemari, katanya anda membutuhkan
saya, benarkah?” tanya Chae Won, Joong Ki mendelik tajam.
Mwo? Cih, apa harus
mengatakan kalau aku mebutuhkannya agar ia mau kembali kemari? Anak itu... batin
Joong Ki.
“ehem”, ia berdeham, “aniyo, tapi bukankah eomma masih
mempercayakanmu untuk merawatku kan? Jadi kau tidak boleh seenaknya melepaskan
tanggung jawabmu begitu saja”, sangkal Joong Ki.
“geurae”, jawab Chae won. “ah, Joong Ki-ssi kalau begitu
mari kita berteman”, Chae Won mengulurkan tangannya begitu saja sembari
tersenyum manis. “bertemanlah denganku agar aku merasa lebih nyaman saat harus
bersamamamu, ne?” ia sedikit merajuk, Joong Ki masih terdiam memandangi tangan
kanan Chae Won yang menggantung di hadapannya.
“okay!” sahutnya sambil membalas uluran tangan Chae Won,
suster itupun semakin tersenyum lebar. “tapi siapa bocah ini?” tanya Joong Ki
yang mendapati bocah perempuan berdiri di sebelah suster itu, Chae Won menoleh
ke arah bocah itu, sepertinya ia hampir lupa kalau tidak datang sendiri.
“dia Lauren, Lauren-a kenalkan dia Joong Ki ahjussi. Ayo
beri salam”, kata Chae Won.
“annyeonghaseo ahjussi”,
sapa Lauren.
“ahjussi? Oppa...panggil aku oppa!” kata Joong Ki, ia tidak
suka dengan panggilan ahjussi. Lauren tampak bingung, ia menoleh kepada Chae
Won.
“eonni, aku boleh memanggilnya oppa?” ia meminta persetujuan
suster itu, Joong Ki melongo tidak percaya.
“ya! Bagaimana bisa dia memanggilmu ‘eonni’, sedangkan aku
‘ahjussi’?” Joong Ki protes pada Chae Won yang tengah kegelian dengan tingkah
dua manusia itu. “Lauren-a, tentu kau boleh memanggilku ‘oppa’, kau malah harus
memanggilku seperti itu. Naega ahjussi anira”, Joong Ki menjelaskan pada bocah
innocent itu tapi Lauren masih menunggu jawaban Chae Won.
“geurae geurae...Lauren-a panggil dia ‘oppa’, arrachi?”
Lauren mengangguk.
“oppa...Joong Ki oppa”, ia memanggil Joong Ki yang saat ini
tersenyum senang.
“Lauren-a, kau mengantuk?” tanya Joong Ki, Lauren
mengangguk-angguk dipangkuan Joong Ki. “berbaringlah, oppa akan menjagamu”,
kata Joong Ki yang kemudian turun dari tepat tidurnya dan membantu Lauren
berbaring. Ia duduk di sisi tempat tidur sambil membelai lembut rambut panjang
Lauren yang tidak beberapa lama telah lelap dalam tidurnya.
Klek...suara pintu dibuka, Chae Won masuk, ia baru saja
kembali dari ruang penyimpanan. Ia meninggalkan Joong Ki dan Lauren cukup lama
karena diminta tolong untuk membantu perawat lain mengatur barang-barang yang baru
datang.
“dia tertidur?” tanya Chae Won begitu mendapati Lauren yang
terpejam diatas tempat tidur sedangkan Joong Ki duduk menunggu di samping
tempat tidur.
“eo, belum lama jadi kau jangan berisik!” kata Joong Ki.
“tapi dia harus kembali ke kamarnya”, ujar Chae Won.
“biarkan dia tidur disini malam ini, aku bisa tidur di sofa
itu nanti”, Joong Ki menunjuk sofa besar yang ada di pojok ruangan. “bagaimana
kalau kita mengobrol?” ajaknya dan Chae Won tidak menolak.
“anak itu sangat manis”, celetuk Joong Ki sembari membuka
kaleng jus dan menyerahkannya pada Chae Won.
“gomawo”, ucap Chae Won menerima jus yang diberikan Joong
Ki.
“dia keluargamu?” tanya Joong Ki, ia duduk di sofa yang
berbeda.
“aniyo, Lauren salah satu korban kecelakaan yang terjadi
kemarin malam”, jawab Chae Won. “orangtuanya tewas ditempat, beruntung gadis
kecil itu selamat. Tapi setelah dokter mengecek keadaan Lauren ternyata anak
itu mengidap penyakit hati”, raut wajah suster itu mulai tampak sedih.
“keluarganya?”
“dia hanya tinggal memiliki seorang bibi dari ibunya tapi
sampai saat ini masih belum bisa dihubungi, katanya ia dan keluarga sedang
berlibur di hawaii”, Chae Won menjawab dengan nada prihatin.
“sudahlah, berdoa saja untuk anak itu. Tuhan tidak akan
membiarkan anak secantik Lauren hidup dalam kesedihan dan kesulitan,
pecayalah!” tukas Joong Ki yang membuat Chae Won terpana sesaat dengan kata-kata
yang barusaja ia dengar, ia tidak menyangka akan mendengar kalimat seperti itu
dari mulut Joong Ki.
“eo”, Chae Won mengangguk mantap. “dan kau...apa benar kau
sedang dihukum?” tanyanya, Joong Ki menga ngkat sebelah alisnya.
“sakitmu sudah sembuh tapi kau masih disini, apa benar kau
sedang dihukum nyonya Lee?”
“eo”, Joong Ki mengangguk. “ibuku lebih senang aku ada
disini, karena disini aku akan makan teratur”, jelasnya. “dan sepertinya aku
akan lebih lama lagi disini, kau tidak keberatan kan Chae Won-ssi?” tanyanya.
“ne?”
“sepertinya aku mulai betah ada di tempat berbau obat ini”, Joong
Ki mengguman, entah Chae won mendengarnya atau tidak tapi suster cantik itu
tengah asik menyesap jusnya perlahan.
Apa yang mengubah kesal menjadi rindu, benci menjadi suka?
Yang dapat melakukan hal seperti itu adalah sesuatu yg tidak sopan. Buktinya ia
melakukan itu tanpa meminta ijin pada sipemilik perasaan. Sesuatu itu...apakah
yang kita sebut CINTA???
*****
(to be continued)
Demikian cuplikan fanficnya. Untuk koleksi-koleksi lebih lanjut dan kali2 aja ada yg mau keenalan ama penulisnya, bisa klik link twitter di atas atau kunjungi blog pribadinya di ->
maijeli.blogspot.com
Yang lain, yg punya minat menulis, kami sebagai admin sangat mendukung. Jangan ragu-ragu untuk share ya. :)